Kategori

REVOLUSI INDUSTRI 4.0
24 April 2018 10:01:10 WIB 1,876 BERITA Kepala Dinas

Akhir akhir ini orang mulai ramai membicarakan Revolusi Industri gelombang keempat atau yg disebut Industri 4.0. Industri 4.0 adalah tren terbaru teknologi yg sedimikian rupa canggihnya, yg berpengaruh besar terhadap proses produksi pada sektor manufaktur. Teknologi canggih tersebut termasuk kecerdasan buatan, perdagangan elektronik, data raksasa, teknologi financial, ekonomi berbagi, hingga penggunaan robot. Istilah Industri 4.0 pertama kali diperkenalkan pada Hannover Fair 2011 yg ditandai dengan revolusi digital.

Bob Gordon dari Universitas Northwestern seperti dikutip Paul Krugman (2013), mencatat sebelumnya telah terjadi tiga kali revolusi industri. Pertama, ditemukannya mesin uap dan kereta api (1750-1830). Kedua, penemuan listrik, alat komunikasi, kimia dan minyak (1870-1900). Ketiga, penemuan komputer, internet dan telepon genggam (1960 hingga sekarang). Versi lain menyatakan, revolusi industri ketiga dimulai pada 1969 melalui kemunculan teknologi informasi dan mesin otomasi.

Sama seperti revolusi industri sebelumnya, kehadiran industri 4.0 diyakini bakal dapat menaikan produktivitas sehingga juga mampu meningkatkan produk domestik bruto ( PDB) negara. Disisi lain hal tersebut sekaligus dapat mengurangi permintaan terhadap tenaga kerja, termasuk yg pintar sekalipun walaupun hal itu tidaklah akan terjadi seketika, ada tahapannya. Oleh karena itu, mau tidak mau antisipasi dini harus dilakukan.

Pemerintah Indonesiapun telah menyusun peta jalan dan strategi dalam memasuki era digital ini. Making Indonesia 4.0 yg diluncurkan Presiden Jokowi pada 4 April 2018, Indonesia akan fokus pada lima sektor manufaktur unggulan; (1). Industri makanan dan minuman, (2). Tekstil dan pakaian, (3). Otomotif, (4). Kimia, dan (5). Elektronik. Kelima area manufaktur tersebut berkontribusi besar terhadap PDB dan memiliki daya saing internasional ( Kompas 10/4-2018).

Lalu bagaimana dengan Sumatera Barat? Kepala Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi Prov. Sumatera Barat, Nazrizal, dalam rapat koordinasi tanggal 13 April lalu bersama seluruh Kepala Dinas yg membidangi masalah tenaga kerja dan transmigrasi Kab/Kota, mengajak mencermati dampak dari dimulainya revolusi industri 4.0 ini dengan parameter tingginya angka kelulusan SMK dan SMA belum termasuk lulusan perguruan tinggi yg angkanya berkemungkinan setiap tahunnya terus bertambah. Dikatakannya lagi, jangan slogan mengurangi tingkat pengangguran disampaikan saat kampanye calon kepala daerah saja, tetapi setelah pilkada selesai masalah pengangguran tidak lagi menjadi skala prioritas. Menurut data BPS tingkat pengangguran di Sumatera   Barat terus meningkat yaitu 5,09% pada Agustus 2016 menjadi 5.58% pada Agustus 2017.

Pemerintah Sumatera Barat dalam hal ini Dinas Tenagakerja Dan Transmigrasi sudah dan akan terus melakukan berbagai upaya mengurangi angka pengangguran ini seperti; Job Fair, Bursa Kerja Khusus, Bursa Kerja On Line, Pemagangan Luar Negeri, Pemagangan Dalam Negeri, serta berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat. Khusus pemagangan luar negeri yg peluangnya terbuka lebar ternyata belum dimanfaatkan oleh masyarakat secara optimal  walaupun sudah dipromosikan baik melalui media masa maupun elektronik. Magang ke Jepang misalnya tidak terpenuhi kuota apalagi magang ke Australia yg khusus tenaga kesehatan dalam hal ini keperawatan. 

Upaya upaya lain terus dilakukan, seperti pertemuan pertemuan dengan para Wali Nagari, Kepala Sekolah SMK dan bahkan dengan perguruan tinggi yg khusus membidangi Kesehatan guna memenuhi permintaan magang luar negeri diatas.

Sekali lagi melalui rakor yg dilaksanakan, Kepala Dinas Tenagakerja Dan Transmigrasi Prov. Sumatera Barat, Nazrizal, mengajak Kepala Dinas Kab/Kota yg membidangi masalah ketenagakerjaan betul betul serius mengelola isu isu pengangguran yg ada didaerah masing masing sekaligus memberikan jalan keluarnya dengan selalu berkoordinasi dengan Dinas Tenagakerja Dan Transmigrasi Prov Sumatera Barat. Tingkatkan terus koordinasi kita, siapkan bahan bahan dalam bentuk program program pelatihan dan kegiatan terkait masalah ketenagakerjaan untuk dibahas hingga ke kementerian, demikian Nazrizal mengajak Dinas Kab/Kota.